KAMI MEMANG BUKAN YANG TERBESAR, TAPI KAMI AKAN BERUSAHA UNTUK MENJADI YANG TERBAIK. SALAM SERIKAT PEGAWAI PINDAD

Jumat, 02 Juli 2010

Tiga Kunci Sukses

Carol Bartz dihormati dan diteladani oleh karyawan perusahaan, rekan bisnis, dan juga lawan. Tidak banyak pemimpin bisnis yang bisa seperti wanita pemimpin bisnis yang handal ini. Apa rahasia sang CEO di Autodesk, salah satu produsen terkemuka dalam computer-aided manufacturing (CAM) software? Simak tiga kunci sukses Carol Bartz untuk menjadi seorang pemimpin yang dihormati karyawan, rekan dan lawan.

Kenal Bisnis yang Ditekuni

“Anda perlu tahu benar bisnis yang Anda tekuni.” Ini yang diungkapkan oleh Carol Bartz dalam menanggapi cara memimpin perusahaan dengan efektif. Seorang pemimpin perusahaan perlu memiliki pengalaman dan keterampilan bisnis yang lateral. Jadi, akan lebih baik bagi seorang pemimpin jika ia memiliki pengalaman lapangan lintas fungsi bisnis, yaitu lebih dari satu fungsi bisnis (misalnya: marketing dan finance, human resources dan marketing). Dengan demikian ia bisa melihat perusahaan dan masalah yang dihadapi perusahaan secara lebih komprehensif. Keputusan yang diambilpun bisa menjadi lebih tepat dan berbobot.

“Management Style” dan “Corporate Culture”

Syarat lain yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin bisnis adalah kecocokan antara ‘management style’ dan budaya perusahan tempat ia berkarya. Tanpa adanya kecocokan maka sang pemimpin tidak akan mendapat dukungan. Inilah yang menjadi landasan Carol Bartz dalam merekrut tokoh-tokoh kunci di perusahaan yang dipimpinnya. Management Style merupakan ciri yang melekat dalam diri seseorang, tidak bisa dipalsukan. Gaya ini penting untuk melengkapi pengalaman kerja yang kaya. Jika ada kecocokan antara Management Style dan Corporate Culture, maka Carol tidak akan ragu untuk mengundang calon tersebut bergabung dengan Autodesk.

Monitoring Bukan Mentoring

Bawahan memiliki gaya mereka sendiri, sehingga akan sulit bagi seorang pemimpin untuk melakukan mentoring guna mengubah gaya mereka atau guna meminta mereka mencontoh gaya sang supervisor atau manager. Karena itulah Carol Bartz tidak setuju dengan upaya mentoring. Yang perlu dilakukan seorang pemimpin adalah menyampaikan dan menunjukkan arah dan tujuan yang mereka ingin untuk dicapai oleh karyawan mereka.
Selanjutnya memberi pemimpin bisa memberi kesempatan kepada karyawan untuk memacu kreativitas mereka dalam mencari jalan untuk mencapai tujuan yang telah ditunjukkan.
Dalam proses mencapai tujuan, pemimpin perlu melakukan monitoring secara ketat, sehingga jika karyawan agak melenceng ke kiri atau ke kanan bisa langsung terlihat dan bisa langsung diarahkan untuk kembali ke jalur yang tepat.
Dengan menerapkan tiga kunci sukses ini, Carol Bartz mampu menjadi seorang pemimpin yang disegani oleh karyawan, rekan dan lawan. Bagaimana dengan Anda? Kunci sukses mana yang ingin Anda terapkan?
Selamat mencoba. (SPP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar