KAMI MEMANG BUKAN YANG TERBESAR, TAPI KAMI AKAN BERUSAHA UNTUK MENJADI YANG TERBAIK. SALAM SERIKAT PEGAWAI PINDAD

Jumat, 02 Juli 2010

Mengubah yang Terburuk Menjadi yang Terbaik

Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina
Nusantara (www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)

Jika Anda mendapat tawaran untuk menduduki posisi puncak di sebuah perusahaan, apa yang akan Anda lakukan? Menerima tawaran ini atau menolaknya? Hampir dapat di-pastikan Anda akan menerimanya. Tapi, tunggu dulu. Bagaimana kalau perusahaan yang ditawarkan untuk Anda pimpin itu sedang berada di ujung jurang kehancuran (dua kali pernah hampir bangkrut dan sekarang sedang mengalami krisis dan menunjukkan tanda-tanda menuju kebangkrutan)? Tanda-tandanya sangat jelas: perusahaan merugi, hampir kehabisan uang tunai, dililit utang, karyawan berseteru dengan top management, dan yang terburuk adalah perusahaan sudah mulai ditinggalkan oleh pelanggan karena kualitas layanan yang sangat buruk.

Nah, apakah Anda jadi memutuskan untuk menerima tawaran menjadi CEO di perusahaan yang sedang melaju menuju kematiannya ini? Kali ini mungkin Anda akan berpikir lebih lama sebelum memberi jawaban.

Jawaban ‘Ya’ bisa saja tetap Anda berikan jika Anda tahu strategi yang bisa Anda terapkan untuk memutar balik keadaan krisis menjadi sukses. Ingin tahu strategi yang bisa mengubah kondisi terburuk menjadi terbaik? Mari kita berguru pada Gordon Bethune yang sudah berhasil mengubah Continental Airlines yang ketika itu sedang berada di ujung kematian menjadi salah satu perusahaan penerbangan terbaik di Amerika Serikat. (SPP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar