KAMI MEMANG BUKAN YANG TERBESAR, TAPI KAMI AKAN BERUSAHA UNTUK MENJADI YANG TERBAIK. SALAM SERIKAT PEGAWAI PINDAD

Jumat, 21 Mei 2010

Produk UKM Bandung Belum Sepenuhnya Termanfaatkan

BANDUNG, (PR).-
Akibat lemahnya infrastruktur perdagangan, produk UKM asal Bandung yang memiliki
daya saing di pasar Asean, terutama untuk aneka produk handicraft, belum
sepenuhnya termanfaatkan. "Tingginya daya saing ini, dapat diindikasikan dari
tingkat penjualan produk UKM Bandung yang selalu tinggi, jika mengikuti pameran
dagang di negara-negara Asean," kata Ketua Kadin Kota Bandung, Deden Y. Hidayat,
akhir pekan lalu.
SEORANG pengunjung mencoba senapan angin produksi Cipacing pada pameran UKM
Jabar di Bandung, 17 November lalu. Akibat lemahnya infrastruktur perdagangan,
produk UKM asal Bandung yang memiliki daya saing di pasar ASEAN, terutama untuk
aneka produk "handicraft", belum sepenuhnya termanfaatkan.* ANDRI GURNITA/"PR"

"Ini memang potensi yang besar, tapi saat ini kita belum bisa memanfaatkannya
secara optimal. Terutama dalam konteks pengembangan usaha bagi pelaku UKM
Bandung. Karena berbagai infrastruktur perdagangannya belum siap," katanya.

Padahal, katanya, dari beberapa pameran dagang di Singapura, Malaysia, Brunei
Darusalam, Thailand, dan Myanmar, produk UKM asal Bandung selalu laku keras.
Malah dalam pameran yang dilangsungkan di Myanmar beberapa bulan lalu, hanya
dalam waktu dua jam beberapa stand UKM asal Bandung sudah kehabisan barang.

Dijelaskan, untuk bisa melakukan perdagangan dalam skala yang lebih besar dan
melibatkan lebih banyak UKM, diperlukan berbagai kelengkapan. Mulai dari masalah
pusat informasi bisnis, bank koresponden, hingga lembaga pendukungan untuk
membantu masalah-masalah legal perdagangan ekspor.

"Saat ini, potensi tersebut baru termanfaatkan sebagian pihak saja, terutama
para pelaku UKM yang kebetulan pernah mengikuti pameran. Beberapa dari mereka
sudah beberapa kali melakukan repeat order, tapi itu pun dalam skala yang
relatif masih kecil," katanya.

Karena itulah, ujar Deden, tahun depan Kadin Kota Bandung berencana untuk
membuat Representative Office (RO) di Singapura. Supaya potensi ekspor produk
UKM Bandung, bisa lebih dioptimalkan pemanfaatannya.

Ekspor UKM

Singapura sengaja dipilih, karena bisa menjadi pintu gerbang perdagangan. Baik
untuk tujuan ekspor Asean maupun negara lainnya di dunia. Pasalnya, buyer dalam
perdagangan internasional, umumnya memiliki kantor di Singapura. Begitu pun
untuk masalah keuangan, hampir setiap negara memiliki bank perwakilannya di
Singapura.

"Saat ini, kita sedangkan mengadakan berbagai penjajakan. Mudah-mudahan awal
tahun 2007 RO-nya sudah jadi dan bisa segera beroperasi. Ini memang harus segera,
supaya tidak kehilangan momentum," katanya.

Sementara, Manajer BPPKU (Badan Promosi dan Pengelola Keterkaitan Usaha) Kadin
Kota Bandung, Iman Hikmat Nugraha mengatakan, produk UKM Bandung tak hanya laku
di Asean, di Australia dan Jepang pun cukup diminati. Setidaknya hal itu
ditunjukkan kegiatan ekspor UKM yang menjadi mitra binaan BPPPKU.

"Saya kira potensi ekspor produk UKM Bandung ini, diketahui juga daerah lain.
Terbukti tanggal 21-28 Desember 2006, kita diundang menjadi peserta Sundanese
Expo, pameran khusus produk bernuansa Sunda, di Batam. Penyelenggaranya Kadin
Batam. Ini memang agak luar biasa," katanya.

Apalagi mengingat penyelenggara pameran tersebut, mempromosikan acaranya secara
besar-besaran, hingga ke negara Asean lainnya. "Ini sangat membantu promosi
produk UKM Bandung dan daerah lainnya di Jabar," katanya.(A-135)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar