Dunia tanpa persaingan ibarat dunia satu warna. Tidak ada keindahan, tidak ada antusiasme. Bayangkan lomba lari tanpa juara dan hadiah. Bayangkan pula sekolah tanpa juara kelas. Persaingan penting karena memberikan gairah untuk berusaha.
Sayangnya persaingan dengan nilai yang salah menjadi hal yang merugikan. Orang berlomba untuk mengalahkan orang lain. Lebih buruk lagi hal itu semata untuk mengejar kepuasan dan keterkenalan pribadi. Persaingan menjadikan sikut-menyikut dan saling menjegal menjadi suatu keumuman. Ini diakibatkan mental serba berkekurangan (scarcity mentality) dimana seseorang meyakini bahwa hal-hal di dunia ini serba terbatas, sehingga harus bersaing keras untuk mendapatkannya. Ibaratnya hanya ada satu piring makanan dengan seratus orang kelaparan, maka semua harus berebut untuk mendapatkan.
Lawan dari mental berkekurangan adalah mental berkelimpahan (abundance mentality). Ini adalah keyakinan bahwa alam ini serba berlimpah, sehingga kita bisa terus berbagi. Ibarat setiap orang mampu menciptakan sepiring makanan, maka walau terdapat ribuan orang pun kita tak perlu berebut.
Lalu bagaimana agar kita senantiasa semangat bersaing, menjadi kompetitif, namun di waktu yang sama selalu terjaga untuk bermental berkelimpahan? Jawabnya sederhana : bersainglah dengan diri Anda sendiri.
Bersaing dengan diri sendiri artinya menganggap prestasi yang lalu dari diri Anda adalah sesuatu yang harus Anda lampaui, harus Anda kalahkan. Apa konsekuensi dari bertanding dengan diri sendiri? Anda selalu menang. Bayangan yang manapun yang menang, berarti Anda yang menang. Tentu saja dalam bersaing kita menuju sesuatu yang lebih baik dan lebih unggul. Artinya bukan suatu kompetisi bila Anda menjadi semakin buruk dibanding Anda sebelumnya.
Anda mengenal konsep ISO, standar untuk kualitas dalam industri? Konsep ISO bisa dijelaskan dengan sederhana :
Tulis apa yang Anda lakukan. Dan. Lakukan apa yang Anda tulis.
Inilah konsep inti dari bertanding dengan diri sendiri. Dalam konsep ISO, suatu kualitas produk dan proses dari suatu perusahaan tahun ini harus lebih baik, atau minimal sama dengan tahun lalu. Artinya bila tahun sebelumnya mendapat nilai 2, tidak apa-apa, namun tahun berikutnya harus minimal tetap mendapat 2 atau meningkat lebih tinggi, misalnya 3. Tahun berikutnya nilai harus meningkat lagi atau minimal sama dengan 3. Dapat dibayangkan bahwa semakin lama perusahaan tersebut akan semakin baik.
Bagi umat muslim, petunjuk dari Rasulullah Muhammad saw sangatlah relevan. Seseorang yang menjalani hari ini lebih buruk di bandingkan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Bila hari ini ia jalani sama dengan hari sebelumnya, maka ia termasuk orang yang tertipu. Dan bila hari ini ia jalani dengan lebih baik dari hari sebelumnya, maka ia adalah orang yang beruntung.
Nikmatilah persaingan, dan terutama bersainglah dengan diri Anda yang kemarin. (SPP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar