KAMI MEMANG BUKAN YANG TERBESAR, TAPI KAMI AKAN BERUSAHA UNTUK MENJADI YANG TERBAIK. SALAM SERIKAT PEGAWAI PINDAD

Jumat, 11 Juni 2010

Bagaimana Mengukur Keberhasilan seorang pemimpin

"Apa yang jadi tolok ukur mu dalam menentukan keberhasilan memimpin?" tanya saya pada beberapa pemimpin. Jawabnya ternyata beragam. Di dalam budaya timur seorang pemimpin dinilai berhasil bila ia mencapai suatu tingkat kearifan dan wibawa yang tinggi di tengah masyarakat di mana ia berada. Jadi, orientasinya adalah pada pertumbuhan kebijak sanaan diri atau internal. Di dalam budaya barat, seorang pemimpin dinilai berhasil berdasarkan prestasinya dan sumbangsihnya di tengah masyarakatnya. Dengan demikian maka orientasinya adalah eksternal. Dalam kerangka pikir pemimpin yang melayani, maka masalah ini sangat perlu dibahas agar jelas tolok ukur yang dapat dipakai untuk menilai karya seorang pemimpin.

Terlepas mana yang lebih tepat di dalam mengukur keberhasilan seorang pemimpin, keberhasilan tadi akan bersifat sangat terbatas dalam suatu kurun waktu tertentu bila seorang pemimpin tidak berhasil melahirkan pemimpin-pemimpin baru untuk melanjutkan kerjanya. Secara umum wibawa yang dimiliki seorang pemimpin atau prestasinya tidak akan berumur lama bila ia gagal secara sengaja menyiapkan pemimpin baru. Dengan gamblang tokoh nomor satu kita mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak dinilai berdasarkan berapa banyak pengikutnya saja, berapa arifnya dirinya, atau berapa hebat prestasinya saja, namun dari kualitas-kualitas pemimpin baru yang dilahirkannya.

Pemimpin baru tadi tidak harus sama dengan cara kerja dan pola dirinya. Sangat keliru bila seorang pemimpin bekerja keras untuk melatih dan membina calon pemimpin baru agar orang ini memiliki pola kerja, gaya, dan paradigma yang sama dengan dirinya. Seorang pemimpin yang matang akan menyadari bahwa pola atau gaya dan paradigmanya memang baik untuk masa dimana ia melayani, namun untuk masa depan maka corak lingkungan kerja, dinamika organisasinya serta komunitasnya akan berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan, pola dan gaya kepemimpinan yang baru.

Dengan demikian seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang yang juga memiliki suatu kesadaran mengenai life cycle atau daur hidup komunitas yang dipimpinnya. Ada masa lahir, ada masa pertumbuhan, ada masa puncak dan ada masa penurunan serta uzur. Untuk tiap masa diperlukan pemimpin yang coraknya berbeda-beda. Justru kematangan seorang pemimpin akan terlihat dalam kesediaanya menerima fakta bahwa orang yang dipersiapkannya mungkin bahkan akan menentangnya, mengritik kebijakannya, dan mengubah banyak hal.

Jadi bagaimana kemudian kita mengukur keberhasilan seorang pemimpin? Pertama, dilihat dari bagaimana visinya tercapai atau gagal. Kedua, dilihat dari bagaimana pengikut serta dirinya sendiri mengalami transformasi atau perubahan dalam proses berderap bersama. Kualitas tranformasi itu akan memperlihatkan bagaimana ia berhasil atau gagal. Ketiga, keberhasilan dapat dilihat dari hubungan kerja ia bangun seiring dengan siklus hadir-tumbuh-puncak- dan menurun dari organisasinya. Keempat, keberhasilan dilihat dari bagaimana ia menjadi seorang pemimpin yang baik dan sekaligus seorang pengelola yang baik. (SPP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar